Monday, January 21, 2008

Apa itu CTLC?

Guna mendorong perkembangan pertanian di Indonesia, PT Microsoft Indonesia bekerjasama dengan Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LPPM), sebuah lembaga non profit di bawah naungan IPB (Institut Pertanian Bogor), meluncurkan program TI@Pertanian. Program ini merupakan prakarsa Microsoft untuk mendukung program pemerintah dalam merevitalisasi pertanian melalui pemenuhan kebutuhan akses informasi kepada para petani. Melalui program ini, Microsoft mendirikan 7 pusat belajar berbasis masyarakat yang disebut Community Training and Learning Center (CLTC) untuk para petani di daerah yang memiliki keterbatasan akses terhadap informasi. Enam diantaranya di tempatkan di Jawa Barat dan satu di Kalimantan Timur.

"Kebutuhan akan akses informasi sangat tinggi di kalangan petani. Selama ini para petani menghadapi kendala keterbatasan informasi sehingga membatasi potensinya," ungkap Presiden Direktur PT Microsoft Indonesia Tony Chen.

Sejak tahun 2003, Microsoft telah memprakarsai program Unlimited Potential (UP), dimana Microsoft bermitra dengan lembaga swadaya masyarakat untuk mewujudkan sarana belajar jangka panjang dengan mendirikan CTLC bagi berbagai komunitas masyarakat di berbagai sektor di Indonesia, termasuk di sektor pertanian. Temuan di lapangan menunjukkan perkembangan sektor pertanian mengalami kendala keterbatasan informasi.

Keterbatasan tersebut cukup memprihatinkan, mengingat potensi sektor pertanian di Indonesia sangat tinggi. Hasil Sensus Pertanian 2003 yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik menunjukkan luas lahan produktif yang dimiliki rumah tangga pertanian terus menunjukkan peningkatan yang signifikan tiap tahunnya. Tercatat pada tahun 2003 luas lahan produktif untuk pertanian sudah mencapai 19,67 juta ha. Sementara itu BPS juga mencatatkan jumlah penduduk produktif untuk sektor pertanian cukup tinggi yaitu mencapai 43% dari jumlah total penduduk produktif di Indonesia (93,72 juta jiwa).

Hal tersebut yang melatarbelakangi komitmen Microsoft untuk lebih memfokuskan diri dalam memberikan akses informasi kepada komunitas petani, melalui program TI@Pertanian.

Diharapkan pemenuhan kebutuhan akan akses informasi itu menjadi salah satu upaya untuk mengurangi ketergantungan petani kepada tengkulak, dapat memperluas pasar, meningkatkan produksi, meningkatkan taraf hidup, dan terus mengembangkan pengetahuannya dengan belajar dari petani di daerah lain.

Pada setiap CTLC disediakan fasilitas berupa perangkat teknologi yang dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh para petani maupun keluarganya. Para petani dapat mengakses informasi seluas-luasnya, saling bertukar pendapat, berdiskusi dan meningkatkan kapasitas dirinya dalam hal teknologi informasi.

Para petani dapat mengakses informasi melalui internet, membaca perkembangan seputar pertanian di e-library yang telah disediakan yaitu Pustaka Tani (
www.pustakatani.org). Selain itu para petani dapat mencontoh kesuksesan petani dari daerah lain atau berbagi pengalaman kepada petani lainnya, berdiskusi masalah pertanian, mempelajari dan menerapkan hasil penelitian yang telah dikembangkan oleh Institut Pertanian Bogor (IPB), mengetahui musim tanam yang tepat, mendapatkan kontak perusahaan yang membutuhkan hasil pertanian, atau mendapatkan koleksi e-book yang baik yang membahas masalah pertanian maupun topik lainnya.

LOMBA KARYA TULIS

Microsoft Indonesia bekerjasama dengan Yayasan Mitra Mandiri

Mengadakan lomba karya tulis selama Januari 2008 – Februari 2008
Tema:
a.
Pengalaman selama mengikuti pelatihan.
b.
Pengalaman selama melatih.
c.
Pengalaman selama mengkoordinasikan CTC/CTLC.

Dari ketiga tema diatas ceritakan pula

  1. Untuk butir A&B bagaimana hasil latihan tersebut digunakan dalam meningkatkan kualitas hidup sehari-hari (misalnya: membuat situs atau web-site untuk memasarkan produk, peningkatan penghasilan dan keuangan keluarga, membuka usaha baru, mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, dlsb).
  2. Untuk butir C, bagaimana CTC mengembangkan diri selama pendanaan Microsoft berlangsung dan sesudah pendanaan tersebut berakhir dan apa hasilnya. Apakah pengaruh keberadaan CTC untuk masyarakat target dan masyarakat di lingkungan CTC

Peserta akan dibagi dalam 2 kelompok;

  • Kelompok I : Pengurus lembaga CTC
  • Kelompok II : a. Pelatih (trainer)b. Peserta pelatihan (trainees)

Hadiah:
Kelompok I : - Perjalanan ke Jakarta selama 2 hari, Uang tunai, Komputer desktop, Printer berwarna, Microsoft Windows Vista Starter & Office 2007 Sertifikat & Trofi, Wawancara di radio
Kelompok II:

  • Juara I : Perjalanan ke Jakarta selama 2 hari, Uang tunai, Komputer desktop, Printer berwarna, Microsoft Windows Vista Starter & Office 2007, Sertifikat & Trofi, Wawancara di radio
  • Juara II : Uang tunai, Komputer desktop, Printer berwarna, Microsoft Windows Vista Starter & Office 2007, Sertifikat & Trofi
  • Juara III : - Uang tunai, Komputer desktop, Microsoft Windows Vista Starter & Office 2007, Sertifikat & Trofi,

Persyaratan:
a. Tulisan diketik dengan menggunakan komputer, jenis huruf yang dipakai adalah Arial 12 dengan spasi 1 ½
b.
Minimal 2 halaman dan maksimal 4 halaman.
c.
Tulisan merupakan karya sendiri (tidak saduran)
d.
Karya tulis menceritakan pengalaman diri sendiri.
e.
Batas waktu pengajuan diterima tanggal 20 Februari 2008.
f.
Hasil karya tulis dikirim melalui email ke Yayasan Mitra Mandiri dengan alamat email mitraman@indosat.net.id. Atau faksimili 021-5220806 atau dapat juga melalui pos ke alamat:

Yayasan Mitra Mandiri
Perkantoran Kartika Chandra
Lt. 4 Suite 407 – 408
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 18 – 20
Jakarta Selatan 12930

g. Mencantumkan data pribadi penulis.
h.
Mencantumkan judul karya tulis
i.
Hasil penilaian juri tidak dapat diganggu gugat.
j.
Pemenang akan diumumkan pada pertengahan bulan Maret 2008 dan akan diberitahukan secara langsung kepada pemenang.

Kriteria Penilaian
1. Memberikan inspirasi bagi orang lain
2.
Menarik untuk dibaca
3.
Menggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar

Catatan:
Untuk informasi lebih jelas dapat menghubungi Romanna di Yayasan Mitra Mandiri 021-5220806 / 5220804 Fax. 021 – 5220806 atau HP. 0816- 482 9069

Wednesday, January 9, 2008

PENGEMBANGAN MODEL POLA USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI KALIMANTAN TIMUR


Oleh: Dadang Sudarya (NIM 28100084)
S2 - MBA-Technology
Dibuat: 2002-07-00 , dengan 1 file(s).
Berdasarkan Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi -LIPI tahun 1998 kebutuhan minimum protein hewani asal ternak 6 gram per kapita per hari yang setara dengan konsumsi per kapita tahun daging 10,3 kg, 6,5 kg telur dan susu 7,2 kg. Realisasi konsumsi protein asal ternak di Kalimantan Timur baru 68,23% atau konsumsi per kapita per tahun masing-masing daging 9,22 kg, telur 2,9 kg dan susu 5,09 kg. Struktur konsumsi daging yang terbesar berasal dari ayam broiler, yaitu sebesar 40,98%, yang sebagian besar dihasilkan oleh peternakan rakyat.

Usaha peternakan ayam broiler di Kalimantan Timur dilakukan dengan 2 (dua) pola, yaitu pola kemitraan inti-plasma dan pola mandiri. Peternak plasma yang mengikuti pola kemitraan cukup dengan menyediakan kandang, tenaga kerja, peralatan, listrik dan air, sedangkan bibit (DOC), pakan dan obat-obatan, bimbingan teknis serta pemasaran disediakan oleh perusahaan inti Pada saat panen perusahaan inti akan memotong utang peternak plasma berupa DOC, pakan dan obat-obatan. Apabila terjadi kerugian, maka yang menanggung risiko adalah perusahaan sebatas biaya DOC, pakan dan obat-obatan. Plasma akan memperoleh bonus, apabila Feed Conversion Ratio (FCR) lebih rendah dari yang ditetapkan oleh inti. Sedangkan bagi peternak mandiri, seluruh biaya operasi dan investasi serta pemasaran diusahakan sendiri.

Hasil kajian perbandingan antara peternak plasma dan mandiri dengan scala usaha yang sama yaitu 5000 ekor per siklus, ternyata laba bersih peternak mandiri lebih besar dibanding petemak plasma, yaitu Rp. 16.256.396 (mandiri) dan Rp. 1.573.421 (plasma). Dengan meanbandingkan hasil analisis pada 3 (tiga) kondisi, ternyata Internal Rate of Return (IRR) peternak plasma rata-rata 29,97% lebih rendah dibanding mandiri (74,69%). Namun tingkat risiko yang ditunjukan dengan coefficient of variation pada peternak plasma (0,2242) lebih tinggi dibanding peternak mandiri (0,0714).

Berdasarkan hasil uji beda dengan derajat keyakinan 95%, ternyata total input antara plasma dan inti tidak berbeda. Namun, setelah dikaji lebih jauh dari masing-masing komponen input, harga DOC dan pakan antara peternak plasma dan mandiri berbeda, masing-masing Fuji= 0,208 <>uji= 2,747 > 1,98. Harga DOC dan pakan pada peternak plasma lebih tinggi dibanding peternak mandiri. Sedangkan harga jual ayam per kilogram antara peternak plasma dan mandiri berbeda, Fuji= 0,420 <>


Berdasarkan perbedaan harga input dan output yang cukup tinggi antara peternak plasma dan mandiri, maka diusulkan perbaikan dari aspek keuangan yang didasarkan atas harga yang berlaku pada peternak mandiri dan bunga bank 18% per tahun serta mempertimbangkan pula keuntungan perusahaan inti. Dari 5 alternatif yang diusulkan, alternatif yang direkomendasikan adalah alternatii ke-2.

Sedangkan pada pola peternak mandiri, dari hasil analisis kelayakan ekonomi dan keuangan sudah cukup baik, yang perlu diperbaiki adaiah jaminan pasar, pembinaan teknis dan permodalan.
Peran dan fungsi pemerintah terhadap pembangunan peternakan adalah sebagai fasilitator, motivator, regulator, supervisor dan pelayanan perlu ditingkatkan baik terhadap pola kemitraan maupun pola mandiri agar keduanya dapat berkembang.

Sumber: http://library.gunadarma.ac.id/

Jalur Tata Niaga Penyebab Harga Ayam Tinggi

Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pertanian Anton Apriantono mengatakan ada jalur tata niaga yang kurang tepat yang menyebabkan harga ayam di tingkat eceran masih tinggi, sementara harga di tingkat peternak mengalami penurunan menjadi Rp9.400 per ekor.

"Mengherankan juga harga di tingkat konsumen belum turun, tapi di tingkat peternak sudah turun. Ini ada yang kurang pas di jalur tata niaga," kata Anton, di Sukabumi, Jawa Barat, Kamis.

Dia mengatakan dalam waktu dekat akan memanggil para peternak besar dan peternak kecil, dan meminta peternak besar untuk bisa mengamankan stok dengan tidak melepaskan ayam dalam jumlah besar dan lebih menyimpannya di "storage".

"Itu jadi salah satu solusinya agar harga ayam ditingkat peternak tidak jatuh. Saya belum tahu kenapa harga di tingkat peternak sudah turun tapi di konsumen belum," ujar dia.

Namun, menurut dia, yang terjadi saat ini memang sudah kelebihan pasokan. Karena itu dalam waktu dekat hal tersebut akan dibicarakan.

Sementara itu, untuk menstabilkan harga ayam secara berkesinambungan, dia mengatakan, akan dicoba jalan keluar dengan sebuah program yang mempersatukan peternakan, rumah potong ayam (RPA), dengan "cool storage".

Namun, menurut dia, walaupun saat ini anggarannya terbatas, tahun ini sebenarnya sudah dimulai membuat fasilitas RPA di sentra -sentra produksi peternakan. Berikutnya ternyata kebutuhan "cool storage" juga perlu.

Selain itu, dia mengatakan, jika program tersebut berjalan perlu juga ada pendidikan kepada masyarakat bahwa mengkonsumsi ayam yang dibekukan akan lebih aman karena mikroba yang ada pada daging ayam akan mati dan daging ayam juga tidak sempat terkontaminasi oleh zat apapun karena langsung dibekukan.

"Jika perlu ada pendidikan kemasyarakatan tentang ayam beku yang lebih sehat, sehingga image ayam beku tidak sehat dapat dihilangkan," katanya.

Koordinator dari Forum Masyarakat Perunggasan Indonesia, Don P Utoyo mengatakan, adanya 3 in 1 pada peternakan unggas sangat baik. Dimana sentra peternakan kecil dapat diberikan fasilitas RPA dan "cool storage" bersama.

Dengan adanya "cool storage" ini, menurut dia, akan menjaga kestabilan harga daging ayam di pasaran, karena pada saat harga ayam turun peternak tetap dapat memotong ayamnya dan menyimpannya ke "storage". Saat harga membaik , ayam tersebut dapat dikeluarkan,kata dia.(*)

Sumber: http://www.antara.co.id/arc/2007/9/20

Peternak Ayam Jember Terancam Gulung Tikar

Jember (ANTARA News) - Peternak ayam di Kabupaten Jember, Jawa Timur, terancam gulung tikar menyusul merebaknya kembali isu flu burung serta mahalnya harga pakan, sementara penjualan turun dan harga ayam pun anjlok dari Rp9.200 menjadi Rp8.300 per kilogram.

Budi pengusaha ayam di Panti, Jember, kepada wartawan Minggu mengatakan, akibat anjloknya harga ayam di pasaran, peternak rugi sekitar Rp3.000 per ekor.

Kondisi ini sangat memukul para peternak, karena untuk mengembalikan modal saja peternak minimal harus mampu menjual ayam seharga Rp9.000 hingga Rp9.200/kg.

Namun kondisi saat ini, jangankan untuk untung, hanya untuk mengembalikan modal saja peternak tidak mampu lagi, karena masyarakat banyak yang takut makan ayam.

Budi berharap, pemerintah membuat peraturan dan langkah-langkah strategis untuk melindungi peternak, jangan sampai kondisi saat ini kembali terjadi dan terus berlangsung hingga waktu yang tidak dapat ditentuka.

Sementara itu, harga ayam potong dipasaran masih stabil antara Rp14 ribu per kilogram.

Menurut Aminah pedagang Pasar Tanjung , harga yang tinggi itu, karena dirinya merupakan tangan kedua setelah dari tengkulak.

Meski demikian, kata dia, pemerintah harus segera turun tangan mengatasi agar para peternak di Jember tidak gulung tikar, karena juga berdampak pada dagangannya.(*)

Sumber: http://www.antara.co.id/arc/2007/5/27

Peternak Ayam Terpaksa Beralih Jadi Buruh

Purwakarta, 12/4 (ANTARA News) - Diperkirakan ratusan peternak bermodal pas-pasan di Kabupaten Purwakarta, Jabar, bangkrut akibat adanya isu flu burung dan merosotnya harga ayam potong di pasaran belakangan ini sehingga memaksa mereka beralih jadi kuli peternak besar sekedar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Ya..harus bagaimana lagi, modal kita habis gara-gara isu flu burung itu. Modal yang tersisa hanya kandang ayam," ujar Rohman (41), seorang peternak di Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta, Kamis.

Peternak ayam potong yang senasib dengan Rohman jumlahnya diperkirakan mencapai ratusan dan tersebar di sentra-sentra peternakan ayam di Purwakarta.

Mereka kini menggantungkan hidupnya kepada peternak berskala besar, yang disebutnya sebagai kemitraan.

Peternak cukup bermodalkan kandang ayam, sedangkan isinya, seperti bibit ayam, pakan dan lainya disediakan oleh mitra usaha.

Solihin, peternak ayam potong lainya di Purwakarta, mengaku terpaksa bermitra dengan pengusaha "berkantung tebal" itu setelah usahanya bangkrut akibat isu flu burung.

"Kita bermitra, padahal sebenarnya kita-kita ini kuli memelihara ayam milik orang lain. Namun kita tidak beresiko rugi," katanya.

Para peternak mengaku menerima upah pemeliharaan ayam yang besarnya sesuai dengan banyaknya ayam yang dipelihara.

Sementara itu harga ayam potong di Purwakarta melonjak atau mengalami kenaikan cukup berarti dalam sepekan terakhir.

Di Pasar Rebo, harga daging ayam potong berkisar Rp14.000-Rp 15.000/kg atau naik rata-rata Rp3.000 dari harga yang berlaku sepekan sebelumnya.

Akan tetapi pasokan ayam potong dari sentra-sentra produksi di Purwakarta, relatif terbatas.(*)

Sumber: http://www.antara.co.id/arc/2007/4/12/